Kementan Akan Optimalkan Pengembangan Porang dan Sarang Burung Walet
Kalasey, 05/05/2021. --- Pertanian tidak boleh berhenti. Terus berinovasi hasilkan dan berdayakan sumberdaya ibu pertiwi untuk anak bangsa.
Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan komitmen produksi sarang burung wallet dan tumbuhan porang ( Amorphhallus muelleri) melihat potensinya. Karena kedua komoditas tersebut menjadi andalan ekspor Indonesia karena nilai jual tinggi di pasar dunia, dan terkenal tersebar di seluruh negeri.
"Selaku Menteri Pertanian, saya akan proses lebih maksimal di tingkat budidayanya, sampai dengan produktivitas. Tentu produktivitasnya itu, berakhir dan dihilirikan dengan melakukan proses-proses pengolahan turunan dari produk ini bersama Menteri Perindustrian yang menerapkan-pengaturan tentang perdagangan. Termasuk ekspornya, bersama dengan Menteri Perdagangan, "ujar SYL (4/5/2021) usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.
Lanjut SYL, tumbuhan porang dapat dibudidayakan merata di hampir seluruh wilayah Indonesia. Pograng juga saat ini menjadi salah satu komoditas Indonesia yang kini semakin diminati dunia. Demikian dengan dompet sarang burung. “Oleh karena itu, kita akan segera kembangkan dan akselerasikan lebih kuat dari hulu ke hilir. Melakukan pembinaan-pembinaan kepada teknis para pelaku utama (petani), baik tumbuhan porang, maupun sarang burung wallet ”tutur SYL.
Selain itu, SYL mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan kepada pihaknya bahwa: segenap upaya yang dilakukan, harus berpihak kepada pihaknya. Segala regulasi yang nantinya akan dibuat tidak menjadi justru menjadi hambatan bagi petani dan industri lokal.
Mentan bersama dengan Mendag akan melakukan upaya maksimal serta memberikan ruang bagi petani porang. Dan tentu dengan dompet petani rumah burung, agar besok kita mendapatkan nilai ekspor yang lebih banyak bagi kepentingan negeri dan rakyat, tandas SYL. ( * Artur ).
Sumber: Info FB Kemtan https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/pemerintah-akan-tingkatkan-nilai-ekspor-dua-komoditas-pertanian-unggulan-indonesia/